Selasa, 21 Februari 2017 - 13:16:50 WIB
VARISES
Diposting oleh : Rizka Devina Fidiyani
Kategori: Artikel Kesehatan - Dibaca: 90 kali

Varises adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) yang berkelok-kelok dan ditandai oleh katup di dalamnya yang tidak berfungsi. Bila hanya melebar saja disebut venektasi. Varises terutama terjadi pada tungkai, bisa juga terjadi pada vulva, skrotum, oesophagus bagian distal dan rektum.

Etiologi yang sesungguhnya dari pelebaran vena belum diketahui. Faktor resiko terjadinya varises antara lain : kehamilan, berat badan berlebihan, peradangan, keturunan, umur tua ataupun pekerjaan tertentu yang kurang gerakan.

Varises primer bermula pada kerusakan dinding pembuluh darah perifer/tepi yang karena sesuatu hal melebar, kemudian diikuti oleh katup yang tidak berfungsi. Vena perforantes dengan katupnya masih tetap normal.

Sedangkan varises sekunder bermula dengan insufisiensi vena perforantes, vena dalam kemudian diikuti oleh meningginya tekanan darah dalam vena perifer. Tidak berfungsinya katup vena perforantes biasanya disebabkan oleh kelainan pada sistem vena dalam.

GAMBARAN POLIKLINIK :

Varises bisa terjadi tanpa gejala apapun, sebaliknya ada varises kecil yang memberikan bermacam-macam gejala. Gejala varises antara lain :

1.      Rasa pegal pada ekstrimitas/tungkai yang akan bertambah bila berdiri lama dan berkurang bila ekstremitas ditinggikan.

2.      Kadang-kadang terjadi penyulit berbentuk koreng di daerah mata kaki yang sukar sembuh. Biasanya didahului oleh kelainan kulit berupa eksim yang sering disertai peradangan.

3.      Perdarahan dapat terjadi kalau kulit diatas varises perifer menjadi sangat tipis, biasanya disertai trauma ringan.

4.      Keluhan dari segi kosmetik.

PEMERIKSAAN FISIS DILAKUKAN :

1.    Untuk menentukan kompetensi katup-katup vena superfisial dan venae communicantes digunakan tes Trendelenberg yaitu dengan cara vena-vena dikosongkan dengan mengangkat tungkai beberapa waktu, lalu muara vena safena magna ditekan dengan kuat atau dipasang torniquet pada paha bagian atas. Pasien diminta berdiri, lalu penekanan dilepas. Bila vena terisi dengan segera, berarti katup inkompeten. Kemudian tes dicoba untuk kedua kalinya tanpa melepas penekanan. Bila selama kira-kira 20-30 detik vena-vena terisi, maka berarti katup vena communicantes tidak kompeten lagi.

2.    Untuk menentukan kompetensi katup-katup profunda digunakan :

·           Tes Perthes : torniquet dipasang pada pangkal paha, pasien diminta berjalan-jalan berkeliling. Bila vena-vena tungkai jadi melebar, berarti ada obstruksi. Bila tidak melebar, berarti venae communicantes profunda masih baik dan darah terus naik lewat sistem profunda.

·           Tes Perban : vena-vena superfisial tungkai bawah ditekan dengan perban elastis. Pasien berjalan-jalan selama 10 menit. Bila ada obstruksi pada profunda, pasien akan merasa nyeri.

PENATALAKSANAANNYA :

1.      Perawatan non pembedahan :

·           Balutan elastis dan ujung kaki sampai kepala dengan maksud memberikan penekanan yang merata untuk membuntu aliran darah vena.

·           Latihan untuk memperkuat otot-otot betis, misalnya banyak berjalan.

·           Kaki ditinggikan pada waktu tidur untuk mengurangi edema.

2.      Perawatan dengan pembedahan :

Vena safena magna pada ekstremitas yang terlibat dekat pada percabangannya dengan femoralis dan dipotong, kemudian dengan memakai alat khusus dikeluarkan beserta cabang-cabangnya yang menderita varises. Hal tersebut juga dilakukan ada vena safena magna bila vena tersebut ada varisesnya. Mobilisasi dengan berjalan tanpa menekuk lutut dimulai sehari setelah operasi.

3.      Perawatan dengan suntikan sklerotik :

Penyuntikan dengan bahan sklerotik dianjurkan bila pasien tidak mau dioperasi atau varises masih sedikit. Dua macam larutan yang banyak dipakai adalah monoetanolamin oleat (diberikan 2 ml dan fenol 2% dalam gliserin 30% (dosis maksimal 6 ml). Larutan disuntikkan bagian distal. Di proksimal dipasang torniquet agar obat tidak segera masuk ke sirkulasi umum dan bisa bekerja lokal semaksimal mungkin.